BAB I
KONSEP DASAR
1.1
Konsep Dasar
1.1.1
Konsep Dasar Sistem
1.
Definisi
Sistem : Kumpulan unsur-unsur yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain untuk menghasilkan tujuan.
2.
Karakteristik
Sistem : Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh sistem.
1.
Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari
sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang berarti saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem
dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem
tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau sub
system - sub sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat–sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada sub sistem
yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya sistem tersebut
tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga
dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.
2.
Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang
membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup
dari sistem tersebut.
3.
Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem
adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan merugikan sistem
tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan
dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu
kelangsungan hidup dari sistem.
4.
Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media
penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lain. Melalui
penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke
yang lainnya. Keluaran (output) dari satu sub sistem akan menjadi masukan
(input) untuk sub sistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung
satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem yang lainnya membentuk
satu kesatuan.
5.
Masukan Sistem
Masukan adalah energi yang
dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan
sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat dioperasikan. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk didapatkan
keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer,
program adalah masukan perawatan yang digunakan untuk mengoperasikan
komputernya dan data adalah masukan sinyal untuk diolah menjadi informasi.
6.
Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari
energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk sub
sistem yang lain atau kepada super sistem. Misalnya untuk sistem komputer,
panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil
sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
7.
Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu
sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang
lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi
akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan
laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
8.
Sasaran atau Tujuan Sistem
Suatu sistem pasti
mempunyai sasaran atau tujuan. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka
operasi sistem tidak ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali
masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Perbedaan suatu sasaran
(objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya dihubungkan dengan
ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih
sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis
perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi
atau system-sistem lainnya yang merupakan bagian atau sub sistem dari sistem
bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang
lingkup mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran
(objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan.
3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
·
Sistem
Abstrak X Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Contoh: Sistem Teologi yang
menerangkan hubungan manusia dengan Tuhan.
Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada
secara fisik. Contoh: Sistem Komputer, Sistem Akuntasi, Sistem Produksi, dan
lain sebagainya.
·
Sistem
Alamiah X Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui
proses alam tidak dibuat oleh manusia. Contoh pada sistem alamiah: sistem
peredaran bumi. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang
oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan
interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau
ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh
man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi
dengan manusia. Contoh: sistem
robotika.
·
Sistem
Tertentu (Deterministik) X Sistem Tak Tentu (Probabilistik)
Sistem deterministik adalah sistem yang berinteraksi
antara bagiannya yang dapat diprediksi secara pasti. Interaksi
diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari
sistem dapat diramalkan. Contoh: sistem komputer. Sistem
komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat
dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.
Sedangkan sistem probabilistik adalah sistem yang
tidak bisa diprediksikan secara pasti. Contoh: sistem manusia.
·
Sistem
Tertutup X Sistem Terbuka
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan
dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Sistem
ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak
diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak
ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed
system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Contoh: tabung reaksi.
Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar. Sistem
ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau
subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh
lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian
yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara
relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan
terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja. Contoh: sistem organisasi.
Klasifikasi
sistem terbuka dan tertutup dapat digambarkan sebagai berikut :
1.1.2
Konsep Dasar Informasi
1. Definisi Informasi
: data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimannya.
Menurut Raymond Mcleod informasi adalah data yang telah diolah
menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Secara umum informasi dapat di
definisikan sebagai hasil pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimannya.
Definisi
Data : merupakan bentuk yang masih mentah,
belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah
melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi
Data yang diolah melalui
suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut,
membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali.
2.
Siklus Informasi
Menurut (Jogiyanto) data
yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima
informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan suatu tindakan yang
berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data
kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat
suatu model hingga kembali menghasilkan suatu informasi dan terus menerus akan
berulang hingga membentuk siklus informasi (information circle) atau disebut
juga siklus pengolahan data. Siklus informasi dapat digambarkan sebagai berikut
:

3.
Mutu
Informasi
1.
Kualitas informasi : Kualitas informasi
bisa terhadap error, karena kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan,
kegagalan mengikuti prosedur prmrosesan, kehilangan atau data tidak terproses,
kesalahan perekaman atau koreksi data, kesalahan file histori atau master,
kesalahan prosedur pemrosesan ketidak berfungsian sistem. Informasi yang
berkualitas tergantung dari 3 (tiga) hal : harus akurat, tepat pada waktunya
dan relevan.
1.
Informasi harus akurat
Informasi harus terbebas dari
kesalahan-kesalahan, tidak bias dan tidak menyesatkan.
Beberapa hal yang dapat berpengaruh
terhadap keakuratan sebuah sistem informasi yaitu :
·
Kelengkapan (completennes) Informasi
·
Kebenaran (correctness) Informasi
·
Keamanan (scurity) Informasi
2. Informasi
harus tepat waktu
Informasi yang datang
kepada penerimanya tidak boleh mengalami keterlambatan. Informasi yang sudah
usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di
dalam pengambilan keputusan.
3. Informasi
harus relevan
Informasi mempunyai
manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang
berbeda-beda.
2.
Nilai informasi : Nilai
suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa bila tidak
ada pilihan atau keputusan informasi menjadi tidak di perlukan. Keputusan dapat
berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis
jangka panjang.
Parameter untuk mengukur sebuah
nilai informasi tersebut dapat di tentukan dari dua hal pokok yaitu :
1.
Manfaat dari informasi tersebut
2.
Biaya untuk mendapatkan informasi
Suatu Informasi dikatakan
bernilai bila manfaatnya lebih efektif di bandingkan dengan biaya untuk mendapatkanya
dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat di taksir keuntunganya dengan
satuan nilai uang tetapi dapat di taksir nilai efektivitasnya.
1.1.3
Konsep Dasar
Sistem Informasi
1. Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah
suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu
organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi
semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan.
Sistem ini menyimpan, mengambil,
mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
2. Jenis-jenis Sistem Informasi
a. Sistem
Informasi Menurut Level Organisasi
Berdasarkan level
organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
·
Sistem informasi
departemen, sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah
departemen. Contoh : Sistem Informasi SDM (HRIS).
·
Sistem informasi
perusahaan, sistem terpadu yang dapat digunakan oleh sejumlah departemen secara
bersama- sama. Contoh : sistem informasi perguruan tinggi.
·
Sistem informasi
antarorganisasi, sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau
lebih. Contoh : e-Commerce.
b. Sistem
Informasi Area Fungsional
Sistem informasi
berdasarkan area fungsional ditujukan untuk memberikan informasi bagi
kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan.
Jenis-jenis Sistem
Informasi Area Fungsional sebagai berikut :
·
Sistem Informasi
Akuntansi.
Sistem informasi yang
menyediakan informasi yang di pakai oleh fungsi akuntansi(departemen/bagian
Akuntansi). Sistem ini mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan
keuangan dalam perusahaan.
·
Sistem Informasi
Keuangan.
Sistem informasi yang
menyediakan informasi pada fungsi keuangan yang menyangkut keuangan
perusahaan. Misalnya : Cash Flow dan informasi pembayaran.
Sistem informasi
keuangan digunakan untuk mendukung manajer keuangan dalam mengambil
keputusan yang menyangkut persoalan keuangan perusahaan dan
pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam perusahaan.
·
Sistem Informasi
Manufaktur
Sistem informasi yang
bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk mendukung manejeman perusahaan
dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan. Misalnya : data bahan mentah, profil vendor baru,
jadwal produksi.
c. Sistem
Informasi Berdasarkan Dukungan yang Tersedia
·
Sistem Pemrosesan
Transaksi atau SPT (transaction processing system)
Fungsi SPT adalah untuk
menghimpun, menyimpan, dan memproses data transaksi serta kadangkala
mengendalikan keputusan yang merupakan bagian dari transaksi. Fokus utama
SPT adalah data transaksi. Contoh : Yang mengendalikan keputusan adalah
sistem pemrosesan transaksi yang sekaligus dapatmemvalidasi keabsahan kartu
kredit atau mencarikan rute pesawat terbang yang terbaik sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
·
Sistem Informasi
Manajemen atau SIM (Management Information System)
Sistem Informasi
Manajemen adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi
yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam suatu organisasi. SIM menghasilkan informasi untuk memantau kinerja,
memelihara koordinasi, dan menyediakan informasi untuk operasi
organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari sistem pemrosesan
transaksi . Fungsi SIM adalah mengkonfersi data yang berasal dari SPT
menjadi informasi untuk mengelola organisasi dan memantau kerja. Pemakai SIM
ini adalah semua level manajeman.
·
Sistem Otomasi
Perkantoran atau SOP (office automation system)
Sistem Otomasi
Perkantoran adalah sistem yang memberikan fasilitas tugas-tugas pemrosesan
informasi sehari-hari di dalam perkantoran dan organisasi bisnis. Sistem
ini menyediakan aneka ragam perangkat untuk pemrosesan informasi, seperti
pengolah lembar kerja (spreadsheet), pengolah kata (word processor), pengolah
grafik, aplikasi presentasi, pengaksesan basis data personal, surat elektronis
(e-mail) dan surat bersuara (v-mail atau voice mail), dan bahkan
telekonferensi. Fungsi SOP adalah menyediakan fasilitas untuk memproses
dokumen. Pemakai SOP prinsipnya adalah semua personil dalam organisasi, baik
staf maupun yang masuk kategori level.
·
Sistem Pendukung
Keputusan atau DSS (decission support system)
Sistem Pendukung
Keputusan adalah sistem informasi interaktif yangmenyediakan informasi,
pemodelan, dan manipulasi data yang digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur
di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Fungsi DSS adalah membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi,
model, atau perangkat untuk menganalisa informasi. Pemakai DSS ini adalah
analisis, manajer, dan profesional.
3. Komponen-komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari
komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari
komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen
hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua
komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
1.
Komponen input
Input mewakili data yang masuk
kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.
2.
Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi
prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan
data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3.
Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah
keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna
untuk semua pemakai sistem.
4.
Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam
sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5.
Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu
media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat
untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan
informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6.
Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat
untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware
untuk menciptakan suatu informasi.
7.
Komponen basis data
Basis data (database) merupakan
kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain,
tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
8.
Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem
informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang
dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
4. Peranan Sistem Informasi Bagi Pihak
Manajemen
1.
Dapat mendukung dalam pengambilan
keputusan
2.
Dapat mendukung kegiatan manajemen
·
Mendukung Operasi Bisnis.
Mulai dari akuntansi sampai dengan
penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi
manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon
yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi
kritis/penting.
·
Mendukung Pengambilan Keputusan
Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan
informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih
baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan
kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem
Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih
cepat, dan lebih bermakna.
·
Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang
untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat menciptakan
keunggulan bersaing di pasar.
Kegiatan Manajemen dihubungkan dengan tingkatannya di dalam organisasi.
Kegiatan manajemen tingkat atas, menengah, dan bawah adalah berbeda. Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengolahan informasi karena
informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan.
Kegiatan
manajemen untuk masing-masing tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Perencanaan Strategis
Merupakan
kegiatan manajemen tingkatt atas (top manager).
Menurut Frederick H. Wu (Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen)
“Perencanaan Strategis” adalah proses evaluasi lingkungan organisasi,penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi-strategi.
Menurut Frederick H. Wu (Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen)
“Perencanaan Strategis” adalah proses evaluasi lingkungan organisasi,penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi-strategi.
a. Proses evaluasi lingkungan luar organisasi
Lingkungan
luar organisasi selalu berubah, pengaruh lingkungan luar dapat berupa
kesempatan pasar, teknologi, tekanan politik, social,persaingan, inflasi dan
lain sebagainya.
Lingkungan
luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi dan perubahan ini mungkin dapat
mengakibatkan perubahan strategi yang sudah ditetapkan.
b. Penentuan tujuan
Tujuan
adalah apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Tujuan ditetapkan oleh manajemen
tingkat atas dalam proses perencanaan strategis yang bersifat jangka panjang.
c. Penentuan strategis
Manajemen
tingkat atas menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan organisasi
dengan strategi mengerahkan semua kemampuan yang berupa sumberdaya organisasi
seperti material,modal, personil dan sumberdaya serta kesempatan lingkungan
luar organisasi dengan maksud mencapai tujuan organisasi.
2. Pengendalian Manajemen
Adalah
proses meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yang sudah
ditetapkan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian
manajemen merupakan tindakan taktik (tactical level), yaitu bagaimana manajemen
tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategis dapat
dilakukan dengan berhasil (biasanya bersifat jangka pendek kurang lebih satu
tahun).
3. Pengendalian Operasi
Adalah
proses meyakinkan bahwa setiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
1.2
Konsep Dasar Perancangan
Sistem Informasi
1.2.1 Flowmap
Digunakan
untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual
atau berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen masukan dan
keluaran).
System
Procedure Diagram menggunakan simbol-simbol sebagai berikut:
Simbol
|
Keterangan
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Dokumen input dan output baik untuk proses manual,
mekanik atau komputer
Proses
manual
File
non computer yang diarsip
Arus dari proses
Proses dari program berupa harddisk
Input atau output berupa harddisk
Proses
pengurutan data diluar proses computer
Input
atau output berupa disket
|
1.2.2 Data Flow Diagram (DFD)
Digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika.
1. Simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram
1.
External entity (kesatuan luar)
Kesatuan luar merupakan kesatuan (entity) di
lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya
yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima
output dari sistem.
Kesatuan luar dapat berupa:
a.
Suatu kantor, departemen, aau divisi dalam perusahaan.
b.
Orang atau sekolompok orang di organisasi tersebut.
c.
Suatu organisasi atau orang yang berada di luar organisasi seperti
misalnya langganan, pemasok.
d.
Penerima akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem.
Simbol: kesatuan luar digambarkan dengan
notasi kotak.
2.
Data flow (arus data)
Arus data mengalir diantara proses, simpanan
data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa
masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk sebagai
berikut:
a.
Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan.
b.
Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem.
c.
Masukan untuk komputer.
d.
Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file.
e.
Suatu isian yang dapat dicatat pada buku agenda.
3.
Process (proses)
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang
dilakukan oleh orang, mesin atau computer dari hasil suatu arus data yang masuk
ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
4.
Data store (simpanan data)
Simpanan Data (Data Store) merupakan simpanan
dari data yang dapat berupa:
a.
Suatu file atau database di sistem computer.
b.
Suatu arsip atau catatan manual.
c.
Suatu tabel acuan manual.
d.
Suatu agenda atau buku.
2. Tingkatan Data Flow Diagram
1.
Diagram Konteks :
Menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat
mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan
tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas
eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran data
utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan
data dan tampak sederhana untuk diciptakan.
2.
Diagram Nol (diagram level-1) :
Merupakan satu lingkaran besar yang mewakili
lingkaran-lingkaran kecil yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan dari
diagram Konteks ke diagram Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan
data.
3.
Diagram Rinci :
Merupakan diagram yang menguraikan proses apa
yang ada dalam diagram Nol.
3. Bentuk
Data Flow Diagram
Terdapat
2 bentuk Data Flow Diagram yaitu
Physical Data Flow Diagram (Diag. Arus Dt Fisik) dan Logical Data Flow Diagram
(Diag. Arus Dt Logika). Data Flow Diagram Fisik lebih tepat digunakan utk
menggambarkan sistem yg ada (sistem lama) dan lebih menekankan pada bagaimana
proses dari sistem yg diterapkan. Sedangkan diagram arus dt logika
digunakan utk menggambarkan sistem yg akan diusulkan dan lebih menekankan proses-proses
apa yg terdapat di sistem.
4. Pedoman Menggambarkan Data Flow Diagram
a.
Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang
terlibat disitem.
b.
Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan
luar.
c.
Gambarkanlah terlebih dahulu suatu diagram konteks. Dari diagram ini
akan digambar lebih terinci yang disebut level 0. Tiap proses dilevel 0 akan
digambar lebih terinci disebut level 1. Tiap proses dilevel 1 akan
digambar secara terinci disebut level 2 samapi tiap proses tidak dapat digambar
lebih terici lagi.
d.
Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses digunakan untuk
mempersiapkan panggambaran DAD ke level-level lebih bawah lagi.
e.
Gambar sketsa DAD untuk diagram level 0 berdasarkan proses dibagan berjenjang.
f.
Gambar DAD untuk level-level berikutnya yaitu level 1 untuk tiap proses
yang dipecah sesuai dengan bagan berjenjang.
1.2.3 Pembuatan
UML
1.
Definisi UML (Unified
Modeling Language)
Menurut Adi Nugroho dalam Lindawati (2009:6), “Unified
Modelling Language adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak
yang berpradigma berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya
digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks
sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.
Unified
Modeling Language, adalah metode untuk memvisualisasikan sistem yang dibuat
untuk mempermudah programmer dalam membuat program dengan bahasa pemrograman
berbasis objek
2.
Langkah-Langkah
Membuat UML
Dalam
membuat UML, setiap orang biasanya mempunyai gayanya masing-masing. Langkah
pembuatannya tidak selalu sama. Setelah ane searching ke berbagai sumber di
internet, berikut adalah salah satu langkah membuat UML yang mantap :
1.
Membuat
Functional requirement
Pertama kita buat dulu tulisan
yang bercerita tentang sistem apa yang akan kita buat. Tulisan ini tidak harus
formal dan memiliki format tertentu, kita tulis aja program yang akan kita buat
maunya seperti apa terus program itu bisa ngapain aja.
2.
Membuat Use Case Diagram
Kita buat aktor-aktor yang
berperan dalam system. Aktor = siapa saja orang yang akan berperan di dalam
system, contoh : pegawai, pembeli, manager, supplier. Nah kita gambarkan apa
saja yang bisa dilakukan aktor-aktor tersebut di dalam system
3.
Membuat Scenario
Kita membuat scenario
berdasarkan use case diagram yang telah kita buat sebelumnya. Setelah kita
membuat use case tentang apa saja yang dilakukan aktor terhadap system, kita
jabarkan setiap langkahnya. Penjabaran langkah-langkah ini disebut
scenario.
Contoh :
pembeli melakukan pembelian
barang --> menghubungi pegawai --> pegawai mengecek barang yang mau
dibeli, kalau barangnya ada begini kalau tidak ada begitu, dan seterusnya
4.
Membuat Class Diagram
Kita buat class-class yang ada
di dalam system. Kita tentukan attribute-attributenya. Class-class ini adalah
class yang nantinya akan digunakan dalam kodingan program. Nanti kita tentukan
juga method untuk tiap-tiap classnya. Tetapi penentuan method kita lakukan
setelah tahap selanjutnya yaitu membuat sequence diagram.
5.
Membuat Sequence Diagram.
Langkah selanjutnya adalah
membuat Sequence diagram berdasarkan scenario yang telah kita buat. Sequence
diagram ini bisa dibilang adalah model yang lebih detail dari skenario yang
telah kita buat, disini kita masukkan hal-hal yang sifatnya lebih menarah ke
teknis. Tiap-tiap scenario harus dibuat sequence diagramnya, contoh, misalkan
kita punya 3 skenario : 1. Scenario transaksi online 2. Scenario transaksi
offline 3. Scenario registrasi. Naah kita buat 3 sequence diagram berdasarkan 3
scenario tersebut.
6.
Membuat Activity Diagram.
Langkah terakhir adalah
membuat activity diagram. Activity diagram ini mirip dengan flow chart. Jadi
setelah kita buat 5 hal diatas sekarang kita bisa menggambarkan bagaimana
system bekerja secara keseluruhan. Naah sekarang saatnya kita buat diagramnya,
diagram tentang bagaimana system bekerja secara keseluruhan
1.3
Konsep Dasar Perancangan Sistem
1.3.1 Pendekatan
Terstruktur
1. Definisi Pendekatan Terstuktur
Metode
ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari
pemrograman terstruktur.
Perancangan
terstruktur merupakan aktivitas mentransformasikan hasil analisis kedalam suatu
perencanaan untuk dapat diimplementasikan. Harus ada alat dan teknik-teknik
yang dibutuhkan di dalam suatu pengembangan sistem untuk melengkapi metode (Structured Analisys and Design/SSAD) ini, agar hasil akhirnya bisa menghasilkan sistem yang
strukturnya terdefinisi dengan baik dan juga jelas.
Dengan
menggunakan metode ssad atau metode terstruktur, masalah yang cukup kompleks di
dalam suatu organisasi bisa dipecahkan dengan mudah dan mudahnya dalam
memaintenance sistem, pemakai lebih puas, adanya dokumentasi yang baik,
fleksibel, sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan, produktivitas
meningkat serta kualitasnya akan jauh lebih baik.
2. Tools
Perancangan Terstruktur
·
DFD (Data Flow Diagram )
·
Kamus Data
·
Entity Relationship
Diagram (ERD)
·
State Transition Diagram
(STD)
3. Metodologi
Perancangan Terstruktur
·
Metodologi pemecahan fungsional : Metodologi ini menekankan
pada pemecahan sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga
akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang, dan diterapkan.
·
Metodologi berorientasi
data : Metodologi
ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses.
·
Prescriptive
methodologies : Metodologi
ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh sistem house dan pabrik-pabrik
perangkat lunak dan tersedia secara komersial dalam paket-paket program.
4. Kelebihan
dan Kekurangan Perancangan Terstruktur
·
Kelebihan
1. Milestone
diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek.
2. SSAD
merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh
pengguna atau programmer.
3. Penggunaan
analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk
digunakan.
4. SSAD
merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
5. SSAD
sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk
digunakan.
6. SSAD
memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
7. SSAD
relatif simpel dan mudah dimengerti.
·
Kekurangan
1. SSAD
berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
2. Sedikit
sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
3. Prinsip
dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi
kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
4. Interaksi
antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah
didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan
(kebutuhan-kebutuhan baru).
5. Selain
dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk
mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk
melakukan evaluasi.
6. Pada
SAAD sulitt sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan
mliai membuat sistem.
7. SSAD
tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
8. SSAD
tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek,
karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman
terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
1.3.2 Pendekatan
Berorientasi Objek
1.
Definisi
Pendekatan Berorientasi Objek
Metode
(Object Oriented Analisys and Design/OOAD) melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif
obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman terstruktur.
Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode
pengembangan software dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan
sophisticated bahasa pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada
aplikasi bisnis.
2. Tools
Perancangan Berorientasi Objek
·
Object Oriented Analysis
(OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan Edward Yourdon
[1990].
·
Object Modeling Technique
(OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlan, Frederick Eddy dan
William Lorensen [1991].
·
Object Oriented Software
Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].
·
Booch Method dan Grady
Booch [1994].
·
Sritrop dan Steve Cook
dan John Daniels [1994].
·
UML (Unified Modeling
Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar Jacobson [1997].
3. Metodologi
Perancangan Berorientasi Objek
·
Encapsulation
Encapsulation
merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program terhadap data yang
diproses. Data dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu objek,
sehingga prosedur atau fungsi lain dari luar tidak dapat mengaksesnya.
Data terlindung dari prosedur atau objek lain, kecuali prosedur yang berada
dalam objek itu sendiri.
·
Inheritance
Inheritance
adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data/atribut
dan metode dari induknya langsung. Atribut dan metode dari objek dari objek
induk diturunkan kepada anak objek, demikian seterusnya. Inheritance mempunyai
arti bahwa atribut dan operasi yang dimiliki bersama di anatara kelas yang
mempunyai hubungan secara hirarki. Suatu kelas dapat ditentukan secara
umum, kemudian ditentukan spesifik menjadi subkelas. Setiap subkelas mempunyai
hubungan atau mewarisi semua sifat yang dimiliki oleh kelas induknya, dan
ditambah dengan sifat unik yang dimilikinya. Kelas Objek dapat didefinisikan
atribut dan service dari kelas Objek lainnya. Inheritance menggambarkan
generalisasi sebuah kelas.
·
Polymorphism
Polimorfisme
yaitu konsep yang menyatakan bahwa seuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku berbeda. Polimorfisme mempunyai arti bahwa operasi yang sama mungkin
mempunyai perbedaan dalam kelas yang berbeda. Kemampuan objek-objek yang berbeda
untuk melakukan metode yang pantas dalam merespon message yang sama.
Seleksi dari metode yang sesuai bergantung pada kelas yang seharusnya
menciptakan Objek.
4. Kelebihan
dan Kekurangan Perancangan Berorientasi
Objek
·
Kelebihan
1. Dibandingkan
dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
2. Dibandingkan
dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan
kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD
(Sommerville, 2000).
3. Tidak
ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi
antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
4. Analis
dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain
dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan
eksekusi.
5. Relasi
obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti
kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam
mehami desain (Sommerville, 2000).
6. Memungkinkan
adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software
yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks
(Booch, 2007).
7. Encapsliation
data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan
memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
8. OOAD
memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan
mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
9. Dekomposisi
obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan
masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat
dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan
cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang
dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
·
Kekurangan
1. Pada
awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
2. Pada
OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
3. Pada
OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
4. Pada
OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan
sistem.
5. Sering
kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis
terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional
sistem.
6. OOAD
merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan
metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team
developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka
sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
7. Metodologi
pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah
satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian,
tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan
konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
0 komentar:
Posting Komentar